Kerak Telor Kuliner Betawi yang Nggak Pernah Kehilangan Pesona

Kalau bicara kuliner khas Jakarta, nama Kerak Telor hampir selalu ada di daftar teratas. Makanan ini sudah melegenda sejak zaman Batavia dan sampai sekarang masih jadi ikon kuliner Betawi. Setiap ada hajatan besar kayak PRJ atau Festival Betawi, kerak telor selalu jadi primadona yang diburu pengunjung.
Asal Usul Kerak Telor
Kerak telor pertama kali dikenal pada awal abad ke 20. Konon, makanan ini tercipta karena masyarakat Betawi memanfaatkan bahan sederhana yang ada di sekitar mereka seperti beras ketan, kelapa parut, dan telur. Meski sederhana, kombinasi tiga bahan ini menghasilkan rasa gurih dan aroma harum yang khas.
Baca juga Demam Lari 5K dan Marathon yang Jadi Tren di Indonesia
Dulu, kerak telor sering dijajakan di kampung kampung Betawi. Pedagang membawa gerobak dengan wajan kecil dan tungku arang. Uniknya, kerak telor dimasak tanpa minyak menggunakan teknik tradisional dengan arang sehingga rasanya semakin autentik. Hingga kini, banyak pedagang masih setia mempertahankan cara lama ini.
Bahan dan Cara Membuat Kerak Telor
Dalam penyajiannya, pedagang kerak telor biasanya menawarkan telur ayam maupun telur bebek sebagai bahan utama. Telur bebek lebih banyak dipilih karena rasanya lebih gurih. Bahan utama lainnya adalah beras ketan putih yang sebelumnya sudah direndam, kelapa parut sangrai, ebi atau udang kering, bawang goreng, dan bumbu halus seperti cabai, jahe, kencur, serta garam.
Cara memasaknya cukup unik. Beras ketan yang sudah setengah matang diletakkan di wajan kecil lalu ditambahkan telur yang dikocok bersama bumbu. Setelah itu ditaburi kelapa sangrai dan ebi.Begitu adonan setengah matang, wajan dibalik ke arah bara api sehingga bagian bawahnya membentuk kerak tipis yang khas.
Hasil akhirnya adalah kerak telor yang renyah diluar, lembut di dalam, dengan rasa gurih dan sedikit pedas. Ditambah taburan bawang goreng, aroma harum dari kelapa sangrai membuat siapa pun yang lewat pasti tergoda.
Ikon Kuliner Betawi yang Legendaris

Kerak telor sering dianggap sebagai makanan perayaan. Tidak heran jika makanan ini kerap muncul di acara acara budaya Betawi, festival kuliner, hingga hajatan. Bahkan, kerak telor pernah jadi ikon saat Jakarta merayakan ulang tahun ke 485 di PRJ, dimana ribuan pengunjung rela antre panjang untuk mencicipinya.
Bagi orang Betawi, kerak telor bukan sekadar makanan melainkan juga simbol identitas budaya. Keberadaannya mengingatkan pada akar tradisi Betawi yang kuat meski kota Jakarta terus berkembang menjadi metropolis modern.
Tantangan di Era Modern
Sayangnya, meski terkenal, kerak telor kini semakin jarang ditemui di jalanan. Tidak seperti dulu ketika hampir setiap sudut kota ada pedagangnya, sekarang penjual kerak telor lebih banyak muncul saat ada acara khusus. Hal ini karena proses memasak kerak telor relatif lama sementara selera masyarakat urban semakin terbiasa dengan makanan cepat saji.
Walau zaman terus berubah, komunitas kuliner Betawi tetap gigih merawat keberadaan kerak telor. Bukan cuma lewat festival dan lomba masak, tapi juga dengan aktif meramaikan media sosial agar tetap hits di kalangan muda.
Kerak Telor di Mata Generasi Muda

Bagi generasi muda, kerak telor sering dianggap sebagai makanan jadul yang eksotis. Banyak anak muda yang penasaran untuk mencobanya karena bentuk dan cara masaknya berbeda dari makanan modern. Tak jarang, makanan ini juga jadi konten menarik di media sosial.
Beberapa kafe dan restoran di Jakarta bahkan mulai mengangkat kerak telor dengan sentuhan modern misalnya dengan tambahan topping keju atau dibuat dalam ukuran mini sebagai camilan.Ini bukti kalau kerak telor masih bisa nyambung sama tren kuliner kekinian tanpa harus kehilangan identitas aslinya.
Penutup
Kerak telor adalah bukti bahwa kuliner tradisional memiliki daya tarik yang abadi. Meski sederhana, makanan ini membawa cerita panjang tentang sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Betawi. Di tengah derasnya arus modernisasi, menjaga eksistensi kerak telor berarti juga menjaga warisan budaya Jakarta.
Baca juga Es Selendang Mayang Segarnya Warisan Kuliner dari Betawi
Jadi, kalau kamu berkunjung ke Jakarta atau sedang main ke festival budaya jangan lupa untuk mencicipi kerak telor. Siapa tahu, dari sepotong kerak telor kamu bisa merasakan hangatnya budaya Betawi yang sesungguhnya.