Nikuba Inovasi Teknologi Anak Bangsa yang Kurang Didukung di Negeri Sendiri

Di tengah mahalnya harga BBM, krisis energi global, dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi ramah lingkungan, muncul berbagai inovasi baru yang mencoba menawarkan solusi. Salah satunya adalah Nikuba, sebuah teknologi sederhana namun penuh potensi yang digagas oleh anak bangsa.
Apa Itu Nikuba
Indonesia sebenarnya punya banyak potensi besar di bidang teknologi, salah satunya adalah Nikuba. Nama ini belakangan sempat ramai diperbincangkan karena merupakan inovasi karya anak bangsa yang mampu mengubah air menjadi energi penggerak mesin motor. Teknologi ini dianggap bisa menjadi solusi ramah lingkungan di tengah mahalnya bahan bakar minyak (BBM) dan isu energi fosil yang kian menipis.
Nikuba sendiri merupakan singkatan dari Niku Banyu (dalam bahasa Jawa, artinya “ini air”). Sesuai namanya, teknologi ini menggunakan air sebagai sumber energi alternatif. Inovasi ini pertama kali dikenalkan oleh Siswanto, seorang warga asal Cirebon, Jawa Barat yang bukan berasal dari kalangan ilmuwan atau akademisi besar, melainkan seorang mekanik autodidak.
Cara Kerja Nikuba
Secara sederhana, Nikuba bekerja dengan cara mengurai molekul air menjadi hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar konvensional untuk menyalakan mesin motor.
Meski terdengar sederhana, teknologi ini sebenarnya punya potensi luar biasa. Jika bisa dikembangkan lebih jauh, penggunaan air sebagai energi alternatif bisa mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan sekaligus menekan emisi karbon yang selama ini menjadi masalah global.
Perjalanan Nikuba di Indonesia

Sayangnya, meski inovasi ini sangat menjanjikan, Nikuba belum mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah maupun lembaga riset besar di Indonesia. Banyak pihak masih meragukan efektivitas, keamanan, dan konsistensi teknologi ini jika digunakan secara massal.
Bahkan, tidak sedikit yang menilai teknologi ini hanya sekadar eksperimen, bukan solusi jangka panjang. Kritik datang dari kalangan akademisi dan praktisi energi yang menekankan perlunya riset lebih dalam agar bisa benar-benar diakui secara ilmiah.
Namun, yang menarik, meski kurang diapresiasi di dalam negeri, Nikuba justru mendapat perhatian dari pihak luar negeri, termasuk beberapa negara yang tertarik untuk meneliti dan mengembangkan lebih lanjut.
Kurangnya Dukungan untuk Inovasi Lokal
Fenomena ini seolah bukan hal baru. Banyak inovasi karya anak bangsa yang kurang diapresiasi di negeri sendiri, namun justru diakui di luar negeri. Ada beberapa alasan yang sering muncul, di antaranya:
- Kurangnya dana riset → penelitian teknologi di Indonesia masih minim pendanaan.
- Keraguan akademisi → inovasi yang datang dari individu sering dianggap kurang valid tanpa dukungan lembaga resmi.
- Birokrasi yang rumit → untuk mendapatkan hak paten atau uji coba massal, prosesnya panjang dan berbelit.
- Kurangnya kolaborasi → pengembang lokal sering berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah, kampus, atau industri besar.
Hal ini membuat inovasi seperti Nikuba sulit berkembang di negeri sendiri.
Potensi Besar Jika Dikembangkan
Meski menuai kontroversi, kita tidak bisa menutup mata bahwa Nikuba punya potensi besar. Bayangkan jika benar-benar bisa dimanfaatkan:
- Energi alternatif murah → air jauh lebih mudah didapat daripada BBM.
- Ramah lingkungan → mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor.
- Kemandirian energi → Indonesia bisa lebih mandiri tanpa terlalu bergantung pada impor minyak.
- Peluang ekonomi baru → bisa membuka lapangan kerja baru di bidang riset dan produksi alat energi alternatif.
Untuk mencapai itu semua, tentu perlu penelitian lebih lanjut dan dukungan serius dari berbagai pihak.
Mengapa Inovasi Seperti Nikuba Penting

Di tengah krisis energi global, setiap negara berlomba menemukan teknologi ramah lingkungan. Mobil listrik, energi surya, hingga hidrogen kini jadi tren di negara maju.
Nikuba mungkin belum sempurna, tapi ide dasarnya sejalan dengan arah dunia menuju energi terbarukan. Jika Indonesia tidak mulai mendukung dan meneliti teknologi lokal, bisa saja ide ini justru dikembangkan negara lain, lalu kita hanya menjadi konsumen.
Kesimpulan
Nikuba adalah bukti bahwa kreativitas dan inovasi tidak hanya lahir dari laboratorium besar, tetapi bisa datang dari bengkel sederhana sekalipun. Meski belum mendapat dukungan penuh di Indonesia, teknologi ini tetap menjadi simbol bahwa anak bangsa mampu berpikir maju dan mencari solusi alternatif di bidang energi.
Sudah seharusnya pemerintah, akademisi, dan industri bersinergi untuk meneliti lebih jauh. Jika terbukti efektif dan aman, Nikuba bisa menjadi salah satu inovasi terbesar dari Indonesia untuk dunia. Jangan sampai karya anak bangsa kembali diabaikan, sementara negara lain justru melihat peluang besarnya.