Kondisi Ekonomi Global dan Indonesia 2025 Saatnya Lihat Mana yang Lagi Ngetren

0
Kondisi Ekonomi Global dan Indonesia 2025 Saatnya Lihat Mana yang Lagi Ngetren

Tren Ekonomi Global Pertumbuhan Lambat di Tengah Ketidakpastian

Ekonomi global pada tahun 2025 sedang menghadapi perlambatan yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan prospek ekonomi dunia, pertumbuhan global diperkirakan hanya berada pada kisaran antara 2,3 persen hingga 2,9 persen. Angka ini termasuk salah satu yang terendah sejak krisis keuangan 2008 bila tidak memasukkan masa resesi. Penyebab utama dari perlambatan ini adalah meningkatnya ketegangan dalam perdagangan internasional. Kebijakan tarif yang saling diberlakukan antar negara telah mengurangi volume perdagangan, menekan arus investasi, dan menambah ketidakpastian bagi pelaku usaha di banyak sektor.

OECD memprediksi tahun 2025 ekonomi dunia masih tumbuh 3,1 persen, tapi setahun kemudian sedikit menurun jadi 3,0 persen. Lembaga penelitian lain seperti PIIE bahkan lebih pesimis dengan memprediksi hanya sekitar 2,7 persen. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa momentum pemulihan pasca pandemi mulai melambat. Ekonomi global makin berat jalannya karena dihantam masalah geopolitik, proteksionisme dagang, sampai kebijakan fiskal yang tak pasti di banyak negara.

Bagaimana Ekonomi Indonesia Berkinerja Stabil di Tengah Guncangan Global

Meski dunia tengah goyah, Indonesia justru mampu menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh stabil di kisaran 4,8 persen pada periode 2025 hingga 2027. Proyeksi ini ditopang oleh kebijakan makroekonomi yang berhati-hati serta daya beli masyarakat yang tetap terjaga. Jika reformasi struktural terus dijalankan dan iklim investasi semakin baik, pertumbuhan bisa naik hingga 5,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini bisa mendekati 5 persen walaupun sejumlah lembaga internasional memangkas proyeksinya. Bank Indonesia sendiri juga percaya diri dengan target pertumbuhan yang berada di rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen. Dukungan terhadap digitalisasi, hilirisasi sumber daya, serta peningkatan investasi di luar sektor konstruksi dinilai menjadi faktor pendorong utama.

Baca juga  Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ke-1447 H di SMKN 1 Kawunganten

IMF juga cukup percaya diri, memprediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1 persen. Hal ini sejalan dengan perkiraan OECD yang menempatkan Indonesia sedikit di atas 5 persen dan menilai Indonesia lebih unggul daripada Tiongkok meski masih berada di bawah India. Sementara itu, Standard Chartered menurunkan target ke 5 persen namun tetap menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat berkat konsumsi dalam negeri serta pembangunan infrastruktur yang masif.

Isu Utama yang Butuh Perhatian

Ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia agar pertumbuhan tetap terjaga dan berkelanjutan.

Reformasi Struktural

Untuk mempercepat pemulihan sekaligus meningkatkan pemerataan, pemerintah perlu melanjutkan upaya deregulasi, menyederhanakan perizinan, memperbaiki iklim usaha, dan mendorong sektor padat karya seperti manufaktur dan konstruksi. Sektor ini dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan menambah daya saing Indonesia di pasar global.

Program Perumahan sebagai Penggerak Ekonomi

Salah satu inisiatif yang sedang dijalankan pemerintah adalah program perumahan yang menargetkan pembangunan tiga juta unit rumah per tahun. Program ini diperkirakan dapat menciptakan lebih dari dua juta lapangan kerja sekaligus mendorong investasi swasta bernilai miliaran dolar. Dengan demikian, sektor properti bukan hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tetapi juga memberi efek pengganda pada perekonomian.

Resistensi terhadap Gejolak Global

Ketegangan perdagangan internasional, volatilitas harga komoditas, serta ketidakpastian fiskal di banyak negara mitra dagang masih menjadi ancaman serius. Makanya, kebijakan fiskal dan moneter harus jalan bareng supaya ekonomi lebih stabil. Bank Indonesia dengan langkah suku bunga dan pemerintah dengan pengelolaan anggaran negara harus terus berkoordinasi menjaga stabilitas harga, menjaga nilai tukar, dan tetap mendukung pertumbuhan.

Penutup

Bisa dibilang, 2025 bukan tahun yang ringan buat ekonomi dunia. Pertumbuhan dunia melambat, ketegangan politik dan perdagangan masih membayangi, serta risiko ketidakpastian fiskal cukup tinggi. Namun di tengah kondisi tersebut, Indonesia mampu menunjukkan resiliensi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi domestik masih stabil di kisaran lima persen berkat kombinasi konsumsi yang solid, kebijakan makro yang cermat, serta reformasi struktural yang terus dijalankan pemerintah.

Baca juga  Kuliner Malam di Surabaya, Menjelajahi Lezatnya Kota Pahlawan Saat Matahari Terbenam

Walaupun masih ada pekerjaan rumah yang besar terutama dalam meningkatkan daya saing dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, peluang untuk tumbuh tetap terbuka lebar. Selama pemerintah konsisten dalam mendorong reformasi dan menjaga stabilitas, Indonesia berpeluang tetap menjadi salah satu negara berkembang dengan performa ekonomi yang patut diperhitungkan di kancah internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *