Gunung Hayli Gubbi Raksasa Tidur di Celah Afrika

0
Gunung Hayli Gubbi Raksasa Tidur di Celah Afrika

Gunung Hayli Gubbi adalah gunung berapi perisai yang terletak di Wilayah Afar, Ethiopia, dan merupakan bagian dari Pegunungan Erta Ale, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu titik paling aktif secara geologis di Bumi. Gunung ini mungkin tidak setenar tetangganya yang memiliki danau lava abadi (Gunung Erta Ale), tetapi kebangkitannya baru-baru ini setelah ribuan tahun tertidur telah menempatkannya di pusat perhatian komunitas vulkanologi global.

Lokasi Geologis Zona Keretakan Afrika Timur

Signifikansi Gunung Hayli Gubbi terletak pada lokasinya yang unik di dalam Zona Keretakan Afrika Timur (East African Rift Valley). Wilayah ini adalah tempat di mana Lempeng Afrika sedang terbelah menjadi dua lempeng baru (Lempeng Nubian dan Lempeng Somalia). Pergerakan lempeng ini menciptakan kerak bumi yang tipis, memungkinkan magma dari mantel bumi naik ke permukaan, membentuk deretan gunung berapi, termasuk Hayli Gubbi.

Tipe Gunung Berapi Perisai

Hayli Gubbi diklasifikasikan sebagai gunung berapi perisai (shield volcano). Gunung jenis ini terbentuk dari aliran lava cair yang tipis dan cepat yang menyebar jauh sebelum mendingin. Bentuknya tidak curam seperti stratovolcano, melainkan lebar dan landai, mirip perisai yang diletakkan di tanah. Ketinggian puncaknya relatif rendah, sekitar 493 meter di atas permukaan laut.

Letusan Bersejarah Tahun 2025

Setelah diperkirakan dorman (tidur) selama lebih dari 12.000 tahun, Gunung Hayli Gubbi menunjukkan aktivitas seismik yang meningkat signifikan, yang berpuncak pada letusan eksplosif pada tahun 2025. Peristiwa ini dianggap sangat penting karena menandai reaktivasi gunung berapi yang telah lama dianggap tidak aktif.

Karakteristik Letusan

Letusan Gunung Hayli Gubbi dideskripsikan sebagai letusan Sub-Plinian, sebuah jenis letusan yang kuat namun tidak sebesar letusan Plinian. Karakteristik letusan ini meliputi:

  • Kolom Abu Tinggi: Memuntahkan kolom abu vulkanik dan gas ke atmosfer yang mencapai ketinggian puluhan kilometer.
  • Penyebaran Abu: Abu vulkanik dari letusan ini menyebar luas, mengganggu jalur penerbangan di wilayah Afrika Timur dan bahkan dilaporkan mencapai Yaman dan Oman di seberang Laut Arab.
  • Emisi Gas: Peningkatan tajam emisi gas belerang dioksida $\text{SO}_2$ ke atmosfer.
Baca juga  Pantai Kaca yang Memukau Kisah Transformasi Glass Beach di Fort Bragg

Reaktivasi Hayli Gubbi memberikan wawasan baru bagi para ilmuwan tentang bagaimana siklus magma bergerak di bawah Zona Keretakan Afrika yang masif.

Dampak dan Pengawasan

Meskipun wilayah Afar relatif jarang penduduknya, letusan tersebut menimbulkan tantangan besar, terutama terkait kualitas udara dan transportasi.

Ancaman Lingkungan dan Penerbangan

Abu vulkanik sangat berbahaya bagi mesin pesawat, menyebabkan zona larangan terbang diberlakukan. Selain itu, hujan abu berpotensi merusak lahan pertanian dan memengaruhi kesehatan pernapasan masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak.

Monitoring Vulkanologi

Mengingat wilayah tersebut adalah persimpangan tiga lempeng tektonik yang saling menjauh (Lempeng Nubian, Lempeng Somalia, dan Lempeng Arab), aktivitas vulkanik di Hayli Gubbi diawasi secara ketat oleh organisasi vulkanologi internasional. Monitoring mencakup pengamatan satelit untuk pergerakan tanah (deformasi), pengukuran dan analisis data seismik untuk memprediksi potensi aktivitas lanjutan di Zona Keretakan.

Kesimpulan

Gunung Hayli Gubbi adalah pengingat yang kuat akan aktivitas geologis yang dinamis di Zona Keretakan Afrika Timur. Kebangkitannya setelah ribuan tahun dormansi bukan hanya sebuah peristiwa alam yang spektakuler, tetapi juga studi kasus yang penting bagi ilmuwan untuk memahami bagaimana gunung berapi perisai berevolusi dan bereaksi terhadap pergerakan lempeng di salah satu batas lempeng paling aktif di Bumi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *